Senin, 21 November 2011

Konflik Sosial


Pengertian 
Konflik : pertentangan.
Konflik sosial : pertentangan antaranggota masyarakat.

Pandangan tentang Konflik
a. Tradisional: konflik negatif karena dapat merusak solidaritas sosial.
b. Modern: konflik positif karena hidup menjadi dinamis.
c. Netral: konflik merupakan hal yang wajar karena manusia berbeda-beda sehingga akan timbul konflik.

Penyebab konflik dalam masyarakat :
a. perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan
b. perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda

c. perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok
Contoh :
Konflik yang diikuti dengan tindak kekerasan sering terjadi ketika polisi Pamong Praja menangani masalah penggusuran pedagang kaki lima yang berjualan di atas trotoar jalan.
(UN 2011)

d. perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat / perubahan sosial yang cepat
Contoh :
Reformasi Indonesia tahun 1998 mengubah sistem politik otoriter menjadi demokratis multi partai secara revolusioner. Namun reformasi tersebut juga menimbulkan berbagai konflik karena adanya pihak yang pro dan kontra.
(UN 2010)

Berbagai bentuk konflik dalam masyarakat:
a. Konflik horizontal (konflik nonvertikal) : konflik antar kelompok yang sederajat.
Contoh :
- Konflik antara Indonesia dan Malaysia tentang batas wilayah
- Tawuran antara pelajar SMA dan STM di kota tertentu
(UN 2010)

b. Konflik vertikal : konflik antar kelas sosial.
Contoh :
- Demonstrasi besar-besaran karyawan PT Dirgantara Indonesia
- Kerusuhan yang terjadi antara pekerja dengan managemen

- Demonstrasi buruh menuntut kenaikan upah
- Aksi warga menolak penggusuran lahan untuk proyek pemerintah
(UN 2011)



c. Konflik diagonal : konflik yang terjadi karena ketidakadilan dalam alokasi sumber daya.
Contoh :
konflik antara pemerintah daerah dan masyarakat dalam pengaturan penggunaan air dari sumber mata air. Silakan klik di sini untuk melihat artikel tentang konflik ini.

d. Konflik rasial : konflik antarkelompok yang berbeda ras.
Contoh :
konflik antara orang kulit putih dan orang kulit hitam di Amerika (diskriminasi ras terhadap orang kulit hitam)

e. Konflik ekonomi
Contoh :
persaingan yang tidak sehat antar perusahaan dalam mempromosikan barang.


f. Konflik antar individu 
Contoh :

Si A berkelahi dengan si B karena memperebutkan tempat ternyaman di kelas.


Strategi Mengatasi Konflik

a. Cara produktif :

1) Withdrawal, yaitu menunggu sambil berusaha memahami situasi,  setelah kira-kira mampu dan yakin dapat berhasil, baru melangkah untuk mengatasinya.

(Withdrawal berarti penarikan)

2) Assertif, yaitu berusaha mengatasi secara tegas dan dengan cara yang baik, serta berusaha membina hubungan yang baik dengan pihak lain ditandai dengan adanya kemauan baik untuk saling mengerti dan memahami alasan, pertimbangan, dan kepentingan pihak lain.

(Assertive berarti tegas)

3) Adjusting, yaitu berusaha menyesuaikan diri dengan pihak lain.

(Adjusting berarti menyesuaikan)

b. Cara tidak produktif:

1) Avoidance, yaitu menghindar dari konflik.

(Avoidance berarti penghindaran)

2) Force, yaitu menggunakan kekuatan fisik, ancaman, teror, dan paksaan.

(Force berarti kekuatan, paksaan)

3) Mengabaikan adanya konflik karena menganggap konflik tersebut tidak penting.

4) Blame, yaitu menyalahkan orang lain karena sumber konflik tidak jelas.

(Blame berarti menyalahkan)

5) Silencers, yaitu bersikap supaya orang lain diam dengan cara menangis, menggunakan kata sarkasme yang menyinggung masalah pribadi.

(Silencers berarti peredam)


Cara mengatasi konflik yang lain:

a. Win-win solution, yaitu setiap pihak ingin menang.
b. Win-lose solution, yaitu salah satu ada yang mengalah.
c. Lose-lose solution, yaitu kedua pihak sama-sama mengalah.

Cara Menyelesaikan Konflik (Akomodasai)
a. majority rule : keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak dalam voting.
Contoh :
Ketika para siswa hendak mengadakan widyawisata, teradilah perbedaan dalam menentukan objek. Untuk mencapai kata mufakat diadakan voting.
(UN 2010)

b. conciliation (konsiliasi) : mempertemukan pihak-pihak yang bertikai untuk membuat kesepakatan bersama.
c. stalemate : berhenti pada titik tertentu karena kekuatan seimbang.
d. elimination : pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
e. integration : mempertimbangkan kembali pendapat-pendapat sampai diperoleh suatu keputusan yang memaksa semua pihak.

f. arbitrasi : mengundang pihak ketiga yang memberikan keputusan. Keputusan mengikat pihak yang konflik.
Contoh :
Mahkamah Konstitusi (MK) mengambil keputusan tentang sah atau tidaknya suatu pasal dalam undang-undang yang menjadi sengketa di antara lembaga-lembaga negara.
(UN 2011)

g. mediasi : mengundang pihak ketiga untuk memberikan nasihat.
h. kompromi : mengurangi tuntutan.
i. toleransi : menghargai perbedaan.
j. koersi : paksaan.

Teori Konflik Karl Marx

Karl Marx melihat masyarakat manusia sebagai sebuah proses perkembangan yang akan mengakhiri konflik dengan konflik. Ciri utama hubungan sosial adalah perjuangan kelas dan revolusi. Kapitalisme akan membuat pemisahan yang tajam antara mereka yang menguasai alat produksi, yaitu kelompok borjuis dan tenaga buruh atau golongan proletar. Menurut ramalan Marx, konflik akan selalu terjadi dimana kelompok proletar akan memberontak melawan kelompok borjuis. Kaum proletar akan memenangkan perjuangan kelas ini dan akan menciptakan masyarakat tanpa kelas dan tanpa negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar